Sabtu, 11 April 2009

Bidadari Mungil

Cahaya matamu bagai pendar bintang
menghiasi langit kalbuku
kedua tangan kau rentang
menyambut kedatanganku

Tante, mana buku ceritanya
begitulah sapamu saat kumasuki rumah
sesaat aku teringat janjiku yang tertunda
akan menuliskan sebuah cerita indah

Aduhai, senyummu laksana tetes embun
kurasa benar di sanubari
celoteh dan senandungmu yang beruntun
membuatku tak ingin beranjak pergi

Sebab bagiku kau adalah bidadari
walau kau tak pernah bersemayam di rahimku
namun di hati inilah kau terpatri
dan takkan pernah habis puisi tentangmu

Tidak ada komentar: