Senin, 22 November 2010

Di Arung Jeram Cinta

"Ibu benar, "ujar Nada tiba-tiba.
"Apanya yang benar?"kedua orang tua dan adiknya tanpa sadar bertanya serentak.
Nada memandang ketiga orang tersayangnya silih berganti. "Ya...aku harus memikirkan masalah pernikahan itu kembali. Aku jadi ragu-ragu jangan-jangan aku cuma mencari pelarian...."
"Aku tidak percaya, "tukas Banu cepat sehingga Nada menatapnya kaget.
"Maksudmu?"
"Mbak, jujurlah, kau benar-benar mencintai Tantra, "sahut Banu tegas. "Tetapi kau belum percaya sepenuhnya."
"Kalau begitu, batalkan saja, "sahut Tia tanpa pikir panjang.
"Bu, jangan asal bicara, "sela Arman terkejut.
"Ibu tidak asal bicara, "tukas Tia tersinggung. "Ibu hanya ingin anak gadis kita bahagia, bukannya jadi bahan mainan anak kemarin sore. Apa kalian tidak tahu kalau kenarin Ibu diam-diam memergokinya membonceng gadis cantik?"
"Gadis cantik?" kedua bersaudara itu berpandangan. "Jangan-jangan...."
"Belum jadi suami sudah main bonceng perempuan lain, "Tia meneruskan omelannya. "Sudah sejak awal Ibu tidak percaya mana mungkin anak ingusan nekat melamar gadis yang...."
"Ah, mungkin itu adiknya!"seru Banu tiba-tiba sebelum ibunya mengucap sesuatu di luar kendali, sampai ketiga manusia lainnya tersentak kaget.
"Adik?"
Banu mengiyakan ayah ibunya. "Tantra punya adik perempuan, "katanya.


Nada tersentak.
"Melamun?"sapa Tantra duduk di sampingnya.
Nada hanya menggeleng tak tahu yang harus dikatakan.
Tantra menarik napas panjang. Istrinya masih saja pendiam dan tertutup. Pemuda itu tidak habis mengerti mengapa Nada menerima lamarannya kalau memang tidak mencintai dirinya?
Hampir tiga bulan berlalu. Dan Nada tampak sering termenung membuat Tantra segan mengusik istrinya itu.
"Sudah malam, tidurlah, "Tantra beranjak hendak menutup pintu dan jendela rumah. "Besok kau tugas jam berapa?"
"Siang, jam satu."
"Aku akan mengantarmu, kebetulan jam dua belas waktu istirahat di kantor."
"Mas...."
Tantra menoleh. "Ya?"
"Terima kasih, "Nada tersenyum lembut.
"Tidak usah formal begitu, Mbak, kita suami istri."
Nada terdiam. Mana ada suami menyapa istrinya "Mbak" walaupun sang istri lebih tua?
"Aku suka memanggilmu Mbak, rasanya terdengar....," Tantra tidak menyelesaikan kalimatnya, ia tersenyum penuh arti.
"Terdengar apa?"Nada penasaran.
"Mesra...."membuat wajah Nada merah muda seketika.
Tantra tersenyum menatap istrinya. "Dengarkan aku, Mbak, "ujarnya serius. "Aku sudah tahu semuanya dari adikmu. Kenapa kau tidak pernah menceritakannya kepadaku?"
Nada terkejut. Jadi suaminya telah mengetahui semuanya? Tentang kejadian dua tahun yang lalu itu? Juga tentang dirinya yang sudah...?

Tidak ada komentar: