Rabu, 25 Mei 2011

Di Arung Jeram Cinta

Randy menggeleng. Ia tidak setuju dengan keputusan adiknya. Sampai sekarang pria itu tidak habis pikir apa jenis ilmu pelet yang digunakan Danar sampai Lisa mau berkorban jiwa dan raga. Tetapi ia berusaha untuk bersabar karena tahu adiknya sudah terlalu banyak menderita.
"Aku tidak setuju keputusanmu."
"Mas, dia harus bertanggung jawab. Aku tidak mau Mas Danar jadi pengecut."
"Ya, dan pasti dia menerima permintaanmu dengan lapang dada."
Kali ini Lisa yang menggeleng. "Dia sudah berubah."
Randy mendengus. "Dia hanya menunggu saat yang tepat untuk menunjukkan keberingasannya seperti dulu."
Lisa memilih diam. Ia mengerti kakaknya masih belum dapat memaafkan suaminya. Tetapi ia juga tidak bisa menyalahkan Randy. Ia tahu Randy melakukannya karena sayang kepadanya, adik satu-satunya.
Pintu paviliyun terbuka.
"Asalamualaikum."
"Waalaikumsalam, "sahut kedua kakak beradik serentak.
"Maaf, sudah waktunya periksa, "ujar seorang perawat wanita dengan ramah. Di belakang perawat itu berdiri dokter yang selalu siap membantu. Dokter Ratih.
Randy beranjak dari kursi. " Baik, Suster. Silakan, Dokter."
"Terima kasih, Pak Randy, "sahut Ratih tersenyum.


Menurut perhitungan dokter, minggu depan Nada melahirkan. Wanita itu bersyukur karena kandungannya baik-baik saja. Dulu memang sempat ada masalah ketika terjadi penyerangan Danar, tetapi untunglah ia sangat tabah sehingga dapat mempertahankan bayi dalam rahimnya. Selain itu, Tantra tidak pernah bosan membantu dan mendorong semangatnya.
Tantra memperhatikan istrinya yang menyapu lantai beranda. Terus terang ia ngeri melihat Nada yang sesekali memegangi perutnya seolah-olah khawatir bayi di dalam perut itu akan meluncur jatuh. Ia juga takut kalau tiba-tiba istrinya terjatuh.
"Mbak, biar aku yang menyapu."
"Mas duduk saja. Nanti aku buatkan teh."
Tantra beranjak dari duduk. "Lantainya sudah bersih, duduklah."
Nada menurut. Meskipun ia merasa belum lelah, tetapi ia tidak ingin mengecewakan suaminya. Ia pun menerima uluran tangan Tantra yang meminta sapu.

Tidak ada komentar: