Inikah biru yang pernah kausebut dahulu
Bagimu biru adalah kelabu
Melenyapkan cerah bentang langit biru
Hingga buih putih membiru pada debur ombak menderu
Dalam anganmu adalah kesepian yang pilu
Bagimu biru bukan lagi kelabu
Tetapi panah sembilu mengoyak kalbu
Bagimu biru adalah kelabu
Melenyapkan cerah bentang langit biru
Hingga buih putih membiru pada debur ombak menderu
Dalam anganmu adalah kesepian yang pilu
Bagimu biru bukan lagi kelabu
Tetapi panah sembilu mengoyak kalbu
Itukah putih yang bagimu sebuah luka
Mengucurkan darah dari borok yang menganga
Dan kauwarnai putih dengan hitam gulita
Awan putih yang mendatangi angkasa
Bagimu pertanda badai menerpa mayapada
Tak pernah kaulihat putih itu pendaran cahaya
Hanya nanah dari luka yang membusuk di jiwa
Mengucurkan darah dari borok yang menganga
Dan kauwarnai putih dengan hitam gulita
Awan putih yang mendatangi angkasa
Bagimu pertanda badai menerpa mayapada
Tak pernah kaulihat putih itu pendaran cahaya
Hanya nanah dari luka yang membusuk di jiwa
Sesungguhnya kitalah pelukis kehidupan
Yang dapat mewarnai hari-hari dengan impian
Suka duka di dunia laksana busur pelangi keindahan
Biru bukanlah lambang kesedihan
Pun putih tiada lagi pertanda kehancuran
Awan putih di angkasa bagai merancang angan
Dan ombak laut biru seakan-akan mewujudkan harapan
Yang dapat mewarnai hari-hari dengan impian
Suka duka di dunia laksana busur pelangi keindahan
Biru bukanlah lambang kesedihan
Pun putih tiada lagi pertanda kehancuran
Awan putih di angkasa bagai merancang angan
Dan ombak laut biru seakan-akan mewujudkan harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar