"Kau tidak mengajakku masuk?"tanya Randy menyadari bahwa sudah lima menit Nada membiarkannya berdiri di halaman.
"Maaf, Randy, tapi sebaiknya kamu pulang."
"Kenapa?"
"Tidak baik kalau tetangga melihat, lagipula ini sudah malam."
"Kalau begitu, boleh aku masuk?"
"Sebentar, "sahut Nada mengeluarkan ponsel dari saku gaunnya.
Tentu saja Randy tercengang. Ia menatap wanita di hadapannya penuh tanda tanya. "Telepon siapa?"
"Suamiku, "jawab Nada memasukkan ponsel ke saku gaunnya. "Insya Allah, sebentar lagi dia pulang."
Randy terdiam. Dalam hati ia kesal bukan kepalang. Tapi, tak apalah, pikirnya kemudian. Aku penasaran juga seperti apa suaminya. Hm...kenapa ya aku dulu menganggap Nada biasa-biasa saja. Mungkin karena secara fisik dia terlalu biasa dan dia memang tidak punya bakat menarik perhatian laki-laki. Tapi, setelah bertemu lagi, aku baru tahu keistimewaannya yang membuatku jatuh cinta....
Sementara itu Nada mengambil kursi dari beranda dan meletakkannya di halaman. "Silakan duduk, "katanya.
Randy mengerutkan kening. "Kelihatannya kamu takut sekali. Apa suamimu suka memukulimu?"
Nada tampak tersinggung. "Apa maksudmu bertanya seperti itu?"
Sebelum Randy sempat menjawab, terdengar deru sepeda motor memasuki halaman.
"Itu suamiku, "ujar Nada.
Randy menoleh. Ia memperhatikan laki-laki yang menuntun sepeda motornya itu. Rasanya bukan orang yang asing baginya. Mungkin mereka pernah bertemu tetapi entah kapan dan di mana.
Tantra membuka helmnya. Randy tersentak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar