Minggu, 08 Mei 2011

Di Arung Jeram Cinta

Alangkah tercengangnya Lisa sore itu ketika melihat pipi Danar yang lebam. Ada masalah apalagi?pikir wanita itu gelisah. Meskipun ia mengetahui sifat buruk suaminya, tetapi wanita itu tetap berharap supaya Danar tidak lagi mencari-cari masalah dengan siapapun juga.
"Kenapa pipimu?"
Danar mencegah tangan istrinya yang hendak menyentuh pipinya. "Tidak apa-apa, "jawabnya.
"Tidak apa-apa, bagaimana? Jelas-jelas pipimu biru?"
"Lupakan, "sahut Danar. "Sudah minum obat?"tanyanya mencoba mengalihkan perhatian.
Lisa mengangguk. "Mas, aku serius."
Danar menghela napas. "Ini memang salahku, Lis."
"Maksudmu?"
Danar memberi tanda agar istrinya tetap berbaring. "Baiklah, aku akan ceritakan sebab pipiku jadi seperti ini, "katanya.

Lisa menarik napas panjang begitu Danar menyudahi kejadian yang dialaminya. Ia tidak habis pikir mengapa suaminya mengikuti Meyra sampai ke kampus hanya untuk minta maaf.
"Kalau aku datang ke rumahnya, kakaknya pasti sudah menendangku sebelum sempat menginjak halaman rumahnya, "ujar Danar seperti dapat membaca pikiran istrinya.
"Lain kali Mas harus dapat menentukan sikap dengan benar. Pantas saja pipimu sampai lebam begitu, soalnya caramu memang mencurigakan."
Danar tersenyum masam. "Kalau cuma ada Meyra mungkin aku tidak akan babak belur seperti ini, "tukasnya. "Tapi, adik Tantra itu ganasnya bukan main."
Lisa tersenyum. "Sebenarnya dia baik, cuma tidak suka kalau ada laki-laki yang mengganggu atau kasar sama perempuan."
Danar menatap istrinya penuh cinta. "Lisa, aku benar-benar menyesal atas perbuatanku selama ini, "ujarnya. "Aku...aku cuma bisa menyakiti dirimu, perasaanmu...."
Lisa tersenyum lembut.
"Maukah kamu maafkan aku?"
"Nikahi Meyra, aku akan memaafkanmu."
Mungkin suami lain akan bersuka cita mendapat permintaan semacam ini yang keluar dari mulut istri sendiri. Tetapi tidak demikian halnya dengan Danar. Ia memang merasa sangat berdosa kepada gadis itu, namun ia samasekali tidak mencintai gadis malang itu. Dulu ia melakukannya karena kemarahan yang sangat. Ia melakukannya karena gadis itu juga kakaknya tidak mau lagi membantunya menghancurkan kehidupan Tantra dan Nada.
Sementara itu Lisa memejamkan mata, menahan pedih yang menghunjam dadanya. Ia merasa terpukul oleh perbuatan suaminya melebihi yang selama ini, tetapi ia juga menaruh iba kepada Meyra, gadis yang belum pernah dikenalnya. Selain itu, ia merasa memang suaminya harus menikahi gadis itu karena...Lisa belum berani menyampaikan alasan yang sebenarnya.

Tidak ada komentar: