Mendengar jeritan anak gadisnya, Cakra dan Afna langsung terbang dari kamar tidur dan mendarat di ruang tengah. Bukan hanya itu, keduanya bahkan siap dengan senjata penggebuk ala kadarnya tetapi cukup untuk menjadikan korbannya gegar otak.
"Ada apa, ada apa?"tanya Cakra dengan langkah tergopoh-gopoh sambil memegang tongkat baseball. Afna mengikuti. Tangannya menggenggam payung.
Rafa salah tingkah. Ia menggaruk-garuk kepala. "Anu... ada tivi, ada kursi, ada roti, ada..., "sahutnya asal. Gadis ini kadang-kadang mendadak afasia kalau baru saja mengalami peristiwa yang mengguncang emosinya.
Afna mengalihkan pandangannya kepada si Sulung dan istrinya yang terpaku dengan wajah merah padam. "Mana malingnya?"
Herannya, tampang Rafa pun kelihatan bersemu merah. "Maaf, tadi Rafa kaget, "katanya.
"Kaget? Kenapa?" Cakra ikut penasaran.
Rafa tidak segera menjawab. Ia melirik kakaknya yang pura-pura mengarahkan pandangannya ke televisi yang masih menyala.
Tantra meraih ponsel dari atas meja dekat ranjang dengan malas. Siapa yang iseng mengirim sms pagi-pagi buta begini? Ini masih pukul tiga.
"Dari siapa, Mas?" tanya Nada ikut membaca sms itu.
Dasar, Tantra tersenyum geli. Adiknya itu memang suka iseng. Sempat-sempatnya tanya masalah semalam. Tidak tanggung-tanggung, bahasanya lumayan vulgar.
Sampai di rumah, acaranya pasti diteruskan, ya? Kelar jam brapa, Mas?
Memang, setelah nyaris tertangkap basah akan bersayang-sayangan, Tantra menuruti keinginan istrinya yang membatalkan rencana menginap di rumah mertua. Tanpa pikir panjang Tantra menyetujui, ia dapat memahami perasaan Nada yang sangat pemalu.
Anak kecil, minta dijitak. Begitu balasan Tantra.
Tak lama kemudian muncul balasan. Dilanjtin, ya?;D
"Aku baru tahu kalau adikmu suka iseng, "Nada ikut membaca sms yang tertera di ponsel suaminya.
"Rafa memang iseng, "sahut Tantra. Ditatapnya Nada sambil tersenyum, "Tapi, rasanya, aku cuma bakat menggodamu...."
"Mulai, "tukas Nada merah padam. "Waktunya salat tahajud, "katanya mengingatkan.
"Baik, kamu dulu."
"Iya, aku ke kamar mandi dulu, "Nada turun dari ranjang.
"Ada apa, ada apa?"tanya Cakra dengan langkah tergopoh-gopoh sambil memegang tongkat baseball. Afna mengikuti. Tangannya menggenggam payung.
Rafa salah tingkah. Ia menggaruk-garuk kepala. "Anu... ada tivi, ada kursi, ada roti, ada..., "sahutnya asal. Gadis ini kadang-kadang mendadak afasia kalau baru saja mengalami peristiwa yang mengguncang emosinya.
Afna mengalihkan pandangannya kepada si Sulung dan istrinya yang terpaku dengan wajah merah padam. "Mana malingnya?"
Herannya, tampang Rafa pun kelihatan bersemu merah. "Maaf, tadi Rafa kaget, "katanya.
"Kaget? Kenapa?" Cakra ikut penasaran.
Rafa tidak segera menjawab. Ia melirik kakaknya yang pura-pura mengarahkan pandangannya ke televisi yang masih menyala.
Tantra meraih ponsel dari atas meja dekat ranjang dengan malas. Siapa yang iseng mengirim sms pagi-pagi buta begini? Ini masih pukul tiga.
"Dari siapa, Mas?" tanya Nada ikut membaca sms itu.
Dasar, Tantra tersenyum geli. Adiknya itu memang suka iseng. Sempat-sempatnya tanya masalah semalam. Tidak tanggung-tanggung, bahasanya lumayan vulgar.
Sampai di rumah, acaranya pasti diteruskan, ya? Kelar jam brapa, Mas?
Memang, setelah nyaris tertangkap basah akan bersayang-sayangan, Tantra menuruti keinginan istrinya yang membatalkan rencana menginap di rumah mertua. Tanpa pikir panjang Tantra menyetujui, ia dapat memahami perasaan Nada yang sangat pemalu.
Anak kecil, minta dijitak. Begitu balasan Tantra.
Tak lama kemudian muncul balasan. Dilanjtin, ya?;D
"Aku baru tahu kalau adikmu suka iseng, "Nada ikut membaca sms yang tertera di ponsel suaminya.
"Rafa memang iseng, "sahut Tantra. Ditatapnya Nada sambil tersenyum, "Tapi, rasanya, aku cuma bakat menggodamu...."
"Mulai, "tukas Nada merah padam. "Waktunya salat tahajud, "katanya mengingatkan.
"Baik, kamu dulu."
"Iya, aku ke kamar mandi dulu, "Nada turun dari ranjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar