Setiap orang yang melihat aku dan kakakku, mereka selalu mengerutkan kening. Bukan masalah aku berjenis perempuan, sedangkan kakakku laki-laki, tetapi karena sifat kami yang benar-benar bertolak belakang. Kakakku lahir 4 tahun 3 bulan lebih dulu dariku memiliki sosok yang ceria dan supel dalam pergaulan. Usia bukan masalah baginya, ia bisa dengan cepat disukai siapa saja, dari bayi sampai kakek nenek. Sebaliknya diriku begitu pendiam dan baru berbicara jika diajak. Senyum? Wow, kata orang-orang mahal! Jadi siapa yang percaya kalau kami kakak adik?
Sekarang tentu saja, aku tidak lagi terkenal mahal senyum. Toh, aku bukan kanak-kanak atau remaja lagi. Walaupun ada satu hal yang sering menjengkelkan kakakku: aku mempunyai watak tidak acuh. Mungkin aku wanita, maka dinilai kurang pantas bersifat seperti itu. Bukankah seharusnya seorang wanita itu penuh perhatian termasuk berdandan dan menggunakan asesoris (sst, aku jarang berdandan dan asesoris lebih sering tersimpan di tempatnya daripada kupamerkan). Padahal, ada untungnya juga memiliki sifat tidak acuh, asalkan bisa menempatkannya pada porsi dan sikon yang tepat.
Bayang Pelangi, itulah kakakku. Kami lahir dari sepasang orang tua yang sama. Kakakku secara fisik maupun sifat lebih mirip Ibu, sebaliknya aku yang wanita mirip Ayah.
Kini kami telah sama-sama dewasa dan tinggal di tempat yang berbeda walaupun satu kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar