Cahaya itu tak lagi sebersit
namun cerah membentang langit
menyambar habis setumpuk dosa
yang habis meranggas jiwa
Sinar itu tiada sekejap
yang datang lalu lenyap
tetapi hadirkan impian
menggenggam berjuta angan
Selaksa pelangi hiasi angkasa
walau tiada hujan yang menerpa
sebab pelangi itu bersemayam di hati
menyambut hari yang fitri
Catatan: Puisi kilat usang yang kuketik di depan layar komputer adik sepupu, di kota dingin Malang (1 Oktober, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar