Rabu, 08 Februari 2012

Di Arung Jeram Cinta

Ketegangan tercipta diantara keheningan. Baik Banu, maupun kedua gadis itu terpaku pada posisi masing-masing. Semuanya sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri. Banu menatap kedua gadis dengan sorot mata tajam. Meyra mengarahkan pandangannya ke lantai atau lebih tepatnya menunduk. Rafa memandang keduanya silih berganti.
"Baik, kukira aku perlu penjelasan, "akhirnya Banu memecah keheningan yang tercipta.
"Penjelasan macam apa? "Meyra balik bertanya sambil menyembunyikan titik air yang tergantung di sudut matanya, "Bukankah yang kaudengar baru saja sudah cukup jelas?"
Rafa cepat bertindak. Ia menyilakan Banu agar duduk tenang.
Banu menurut. Ia menarik napas panjang. "Meyra, apa benar kau....?"pertanyaan itu tersangkut di kerongkongan. Banu tak sanggup melanjutkan.
"Apa benar aku bukan gadis lagi, apa benar aku tidak suci lagi, apa benar aku sudah ternoda?"Meyra mengangkat wajah sambil menyahut dengan bertubi-tubi sehingga kedua manusia lainnya hanya bisa terdiam. "Kuakui aku bukan gadis lagi...dan itu bukan karena aku pernah menikah..., "Meyra kembali menunduk untuk menyembunyikan air matanya yang mulai menitik.
Rafa beranjak dari duduknya dan meraih tangan Meyra hangat.
Banu menatap Rafa menuntut penjelasan. Pemuda itu mengakui selama ini hubungannya dengan Rafa memang tidak begitu dekat. Dulu, ketika mereka masih satu sekolah, Banu pernah mencoba mengganggunya dan akibat fatal justru terjadi pada Tantra yang kini menjadi kakak iparnya. Tampaknya gadis itu masih sulit melupakan peristiwa yang nyaris membuat nyawa kakaknya melayang.

Tidak ada komentar: