Jumat, 27 Januari 2012

Di Arung Jeram Cinta


Perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau lebih tepatnya lembaga kemanusiaan yang dikelola Rafa itu maju pesat dan semakin terkenal. Hal itu karena gadis itu sangat serius dalam menangani semua kasus yang dipercayakan kepadanya.
"Banu melamarku, "ujar Meyra menemui Rafa di ruang kerjanya, siang itu.
Rafa tersenyum. "Oh ya? Bagus itu, "sahutnya, "Selamat, ya."
Meyra tak menjawab. Ia hanya balas menatap adik angkatan dua tahun di bawahnya itu dengan wajah murung. Tahukah kamu kalau sesungguhnya aku mencintai kakakmu?! Pertama melihatnya, aku langsung terpikat. Apalagi setelah aku tahu ketinggian budinya yang sangat menghargai wanita, aku jadi yakin kalau aku jatuh cinta kepadanya.... Tapi... bagaimana mungkin aku menyakiti istrinya sesama wanita yang begitu lembut dan baik hati? Lalu saat kuputuskan mundur, aku harus menebusnya dengan sesuatu yang teramat mahal yang tak akan mungkin bisa ditukar dengan apapun lagi.
Rafa mengerutkan kening. Gadis itu menarik napas perlahan. Meyra pasti melamun, pikirnya. "Meyra..., "tegurnya lembut.
Meyra tersentak.
Rafa tersenyum. "Terima saja, Banu pemuda yang baik."
"Tapi, Rafa, dia belum tahu masa laluku."
"Masa lalu yang mana? Kenapa kau belum juga melupakan semua itu?"
"Bagaimana bisa, Rafa? Aku kehilangan milikku yang paling berharga, "tukas Meyra gemetar menahan gejolak perasaan, "siapa laki-laki yang mau menikahiku, perempuan yang pernah diperkosa...."
Belum selesai Meyra berbicara, tiba-tiba pintu dibuka dengan kasar. Kedua gadis yang sedang bercakap-cakap itu menoleh karena terkejut dan menatap sosok yang berdiri di hadapan mereka dengan wajah merah padam. Banu.
"Siapa yang melakukannya, Meyra? Katakan!"

Tidak ada komentar: