Minggu, 15 Januari 2012

Di Arung Jeram Cinta



Sejak malam itu, Tantra tampak berubah, setidaknya itulah penilaian Nada. Suaminya itu menjadi lebih penyayang dan penuh perhatian. Bahkan dengan tegas, Tantra menolak tawaran istrinya untuk menikah lagi.
"Mereka semua cantik, kan?"tanya Nada sambil menunjukkan foto-foto itu.
"Kalau sudah nenek-nenek, juga keriput, "begitu balas Tantra tidak acuh.
Nada menatap suaminya serius. "Aku lebih cocok jadi kakakmu...tapi... kau mau juga menikahiku?"
Laki-laki yang lebih muda dibanding istrinya itu balas menatap sambil tersenyum, senyum iseng. "Karena aku ingin jadi adikmu, aku ingin punya kakak perempuan...."
"Dasar iseng, "gerutu Nada pura-pura jengkel. "Memangnya istri bisa jadi kakak?"
"Bisa saja. Aku kan sudah membuktikannya, contohnya seperti sekarang ini, "Tantra semakin getol menggoda istrinya.
Nada langsung menyadari kalau waktu itu ia sedang menyuapkan sup jagung kepada suaminya. Ia langsung meletakkan sendok dengan wajah merah padam.
"Lho kok berhenti, Mbak?"
"Mas makan saja sendiri."
"Mbak, anggap saja ini latihan."
"Latihan apa?"
"Latihan menyuapi Arsya kalau sudah makan bubur."
Nada memandang mangkuk berisi sup jagung itu. Mungkin tinggal tiga sendok makan, sebaiknya kuhabiskan saja, begitu pikirnya.
Tantra memandang Nada sambil tersenyum dalam hati. Istrinya terlalu serius dan sulit diajak bercanda, Tetapi semakin Nada jengkel, semakin ketagihan Tantra menggodanya.

Tidak ada komentar: