Tepat tengah malam. Tetapi, Nada masih terbelalak, berbaring sambil menatap langit-langit kamar. Ia benar-benar terganggu dengan cerita-cerita yang disampaikan gadis yang mengaku mantan kekasih suaminya itu.
Pintu kamar terbuka. Tantra masuk. Nada hanya menoleh sejenak, tetapi kemudian kembali
tak mengacuhkan.
"Belum tidur, Mbak?"
"Hm."
"Tadi ada tamu?"
"Ada."
"Oh ya, siapa?"
"Mantanmu."
"Mantanku?"Tantra terperanjat.
Nada melengos. "Iya, yang katanya Mas sudah berkali-kali menginap di rumahnya."
"Itu katanya, kan?"
"Ya."
"Kamu percaya, Mbak?"
Cepat Nada mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk. "Bagaimana aku tidak percaya? Gadis itu cantik sekali, kulitnya putih bersih, langsing, tapi seksi sekali. Laki-laki mana yang tidak akan tertarik? Sedangkan aku? Kamu bisa lihat sendiri, bagaimana? Bahkan, cinta pertamaku dulu kandas gara-gara wajahku yang biasa saja dan warna kulitku yang gelap. Dan...aku, aku juga tidak seksi. Jadi, aku tidak akan heran kalau kamu sudah melakukannya dengan gadis cantik itu jauh sebelum kita menikah...,"tiba-tiba Nada merendahkan suaranya, menyadari bahwa ia terlalu emosi.
Tantra menghela napas perlahan. Ia duduk di samping istrinya. "Mbak, berapa kali aku harus meyakinkanmu kalau aku tidak pernah pacaran atau berhubungan dengan siapapun sebelum kita menikah?"
"Kalau memang benar, aku juga tidak apa-apa, "Nada sudah mulai mampu menguasai perasaannya. "Aku sudah bersyukur kau tidak menanyakan kegadisanku waktu kita menikah dulu."
"Kenapa harus meributkannya? Aku tahu kamu benar-benar menjaga diri."
Nada menoleh, memperhatikan suaminya dengan lebih saksama dibanding biasanya. Suaminya teramat tampan, berkulit putih bersih, dan ditunjang dengan postur tubuh yang begitu proposional. Memang rasanya tak ada pantas-pantasnya kalau aku ini istrinya, ujar Nada dalam hati. Mungkin pantasnya aku ini pramuwismanya....
Tantra tersenyum membalas tatapan istrinya. Malam ini Nada mengenakan gaun tidur hijau muda dengan aplikasi dedaunan di bagian dada. "Aku ingin kamu lebih percaya padaku dibanding orang yang baru saja kaukenal, "ujarnya.
Nada terdiam. Ia masih bimbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar