Kisah tentang kemenakanku aku tunda dulu.
Semula aku tidak memiliki keinginan membuat blog apalagi menunjukkan hasil karyaku kepada khalayak ramai. Aku bukanlah orang yang cukup percaya diri untuk melakukan hal itu. Tetapi saat aku mengamalkan ilmuku pada sebuah lembaga pendidikan di kota kecil, ternyata Direktur mengharuskan seluruh anak buahnya memiliki blog pribadi. Dengan jadwal kerja terpadat, jelas aku tidak punya banyak waktu untuk menulis apalagi mencari artikel. Jadi daripada bersusah payah dan membiarkan blog kosong, aku memasang kumpulan puisiku saat masih kuliah.
Malu juga, sebab jelas banyak isinya yang tidak sesuai dengan usiaku sekarang. Walaupun memang, ada beberapa puisi yang baru setahun kutulis sengaja dengan tema dongeng (misalnya Langkah Merak). Puisi tersebut kutujukan kepada kemenakanku Abil dan Fajrin.
Dalam menulis puisi sejujurnya aku masih terpengaruh oleh ilmu yang kudapat selama kuliah. Tetapi bukan berarti aku menulis puisi dengan kepala pening, sebaliknya aku menikmatinya karena dapat mengasah ilmuku. Terus belajar membaca dan menulis memang harus kulakukan sesuai dengan dunia yang kutekuni.
Usiaku tidak lagi muda. Masih muda kalau dibandingkan dengan pamanku yang sudah 50-an dan sudah tua kalau dibandingkan dengan mahasiswa usia 20-an. Aku sudah lolos dari bangku kuliah bertahun-tahun yang lalu, tetapi masih banyak yang harus kupelajari dan aku tidak akan pernah berhenti untuk belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar