Jumat, 12 Maret 2010

Kutanya Sepi

Kutanya padamu, wahai sepi
mengapa kautikam daku dengan belatimu
semburat darah membekas di jejak kaki
lalu sisanya tercecer dalam setiap napasku

Aku bertanya padamu, wahai sunyi
mengapa kauhunus daku dengan pedangmu
gumpalan darah muncrat menempel di dinding bumi
dan sebagian melumuri wajahku

Kutanya padamu, wahai sepi
mengapa kautusuk daku dengan tombakmu
luka parah menganga di sekujur diri
sementara tetesan darah membasahi seiring waktu

Tidak ada komentar: