Kutanya padamu, wahai sepi
mengapa kautikam daku dengan belatimu
semburat darah membekas di jejak kaki
lalu sisanya tercecer dalam setiap napasku
Aku bertanya padamu, wahai sunyi
mengapa kauhunus daku dengan pedangmu
gumpalan darah muncrat menempel di dinding bumi
dan sebagian melumuri wajahku
Kutanya padamu, wahai sepi
mengapa kautusuk daku dengan tombakmu
luka parah menganga di sekujur diri
sementara tetesan darah membasahi seiring waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar