Rafa memang gadis energik. Ia tidak pernah bisa melewatkan waktu tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat. Ada saja yang dilakukannya untuk mengisi waktu. Ayah dan ibunya tentu saja sangat mendukung kebiasaan putri bungsunya itu. Bahkan Tantra pun tak segan-segan memberikan bantuan.
Hari ini adalah hari paling sial sedunia bagi satpam yang bertugas di perusahaan itu. Tetapi ia masih belum menyadarinya.
"Mau lapor siapa, Neng?" ia malah menggoda saat melihat Rafa menghubungi seseorang lewat ponsel.
Rafa memasukkan ponselnya ke dalam tas. "Sebentar lagi Anda akan tahu, "tukasnya tenang.
"Lapor pacarnya, ya?"
Rafa tak mengacuhkan. Ia mengalihkan pandangannya ke arah seorang laki-laki bertubuh tinggi dan kekar.
"Ada tugas untuk kami, Mbak?"
"Sampaikan kepada Pak Satpam, bahwa dia harus menghadap saya di kantor. Sekarang juga."
"Baik, Mbak."
Sebelum membalikkan tubuh, gadis itu melempar senyum mengejek kepada satpam yang kini terbengong-bengong.
"Siapa perempuan itu?"
"Itu Mbak Rafa pemilik perusahaan ini."
Pucat seketika wajah laki-laki tiga puluhan itu. "Aduh, bagaimana ini, aku tadi sudah menggodanya."