Cerita ini kudapat dari almarhum ibuku beberapa tahun yang lalu. Saat itu beliau bercerita bahwa kakak iparku menginginkan anak kedua perempuan, dengan demikian lengkaplah sudah, karena si sulung laki-laki. Ternyata keinginannya bertentangan dengan harapan suaminya, yaitu kakakku. Diam-diam kakakku berdoa supaya anak yang kedua lahir laki-laki pula.
"Ma, aku minta maaf, "katanya beberapa hari setelah kelahiran kemenakanku yang kedua itu.
"Maaf untuk apa, Pa?"
"Aku tahu Mama ingin sekali anak perempuan...tapi aku memang berdoa supaya anak kita yang kedua ini, laki-laki juga."
"Kenapa begitu, Pa?"
"Aku tidak mau kedua anak kita saling tertutup padahal mereka bersaudara. Adikku sangat tertutup kepadaku, entahlah mungkin karena dia perempuan. Aku tidak mau hal itu terjadi pada anak-anak kita."
Kakak iparku terdiam. Entah apa yang berkecamuk di dalam benaknya.