Merak itu telah berjalan
dari taman ke taman
seraya melempar senyuman
Merak itu melangkah anggun
dengan kepala terayun-ayun
yakin semua kan tertegun
Dengan jalinan bulu penuh warna
ia tebarkan senyum pesona
agar semua kan terpana
Merasa diri yang terhebat
tak dibalasnya sapa katak yang meloncat
dan undangan iringan semut yang lewat
Kepala yang tengadah ke atas
membuat mata kurang awas
pujian datang, hati puas
Kaki tiada menapak tanah
duri-duri telah memanah
menghadirkan tetesan darah
Merak pun menangis pilu
angkuh diri membuatnya tak tahu malu
menganggap diri yang nomor satu
Untaian bulu warna-warni
tak ditunjukkannya lagi
sebab kini tiada seindah pelangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar