Senin, 09 November 2009

Duniamu, Gadis Kecil

Dunia dari sudut pandangmu
adalah warna-warni indah merayu
penuh kemilau sinar menari
yang kaudekap erat di hati

Semesta dalam bola matamu
bagai kilau intan berserakan
yang kaupungut sambil senyum kegirangan
dan tersisip di celah-celah kalbu

Lorong waktu laksana taman di surga
dalam jiwamu selalu lapang
menyanyi, menari engkau dengan riang
iringi simponi melaju masa

Sebuah Catatan

Lihatlah segenggam malam datang melibas
menguncang senja mengurai senyum sekilas

Seperti siang berbinar mentari
yang berlalu saat senja menghampiri

Dan juga fajar yang basah oleh tetesan embun
lalu mengering saat siang bersama panas menghimpun

Seperti kelam yang datang dalam diri
sedikit demi sedikit menghapus senja berseri

Dan sebelumnya surya pun berlalu
ketika sambur senja datang tersipu-sipu

Ingatlah pula dini yang menyentuh hari
lalu ia pun terbang berganti baskara yang berapi-api

Fajar, siang, senja, dan malam
semua ada di diri kita tergenggam

Embun, surya, limbur, dan kelam
FirmanNya terangkum dalam catatan kalam

Ingin Kulukis

Hijau permadani yang terbentang
tak lagi pancarkan warna-warni kilaunya
rajutan gunung, sawah, dan lautan menghilang
berserak terempas seiring tangis duka

Selaksa dongeng masa silam
tinggal cerita lewat buah tutur
sementara dongeng kian terbenam
sisakan dedaunan melayang gugur

Untaian bunga yang semerbak
kini wanginya bak kamboja
meratap pilu di dada menyeruak
tiada lagi indah membuai mata

Ingin kulukis engkau
agar dapat anak cucuku terpana
cantik bagai nirwana dikau
kan menyulam kembali indahmu, tanah pusaka